Menurut Warsito, alat mirip masker pelindung tinju itu sudah diujicobakan kepada Willy Syahputra, 21 tahun. Ia divonis dokter mengidap kanker otak dan harus dioperasi. Fisiknya yang semula normal, tiba-tiba lumpuh setelah dioperasi pada Mei 2011.
Seluruh tubuh, termasuk tangan dan kakinya, tak bisa digerakkan. Dari informasi di surat kabar, orang tua Willy kemudian mendatangi Warsito di Ctech Laboratories, The Centre for Tomography Research Wdwar Technology, di Jalan Hartono Raya Modern Land, Tangerang.
Willy menjadi sukarelawan dan bersedia diterapi. Seorang asisten Warsito, Romi Imam Sulaiman, mendampingi Willy dan mencatat setiap perkembangannya. Ia kemudian menggunakan brain cancer electro capasitive therapy sejak September 2011 lalu.
Sama seperti cara kerja bra pembunuh kanker, alat ini juga mengkonsumsi listrik sebesar 9 volt. Willy kegerahan, pegal di pangkal otak, keringatnya berlendir, dan bau fesesnya jadi lebih tidak enak. “Fase tiga sampai empat hari perang medan listrik,” kata Warsito.
Seminggu setelah dipakai, Willy bisa bangun dari tempat tidur dan menggerakkan tangan serta kakinya. Setelah dua bulan dan diperiksakan kembali, kanker di otak Willy hilang. “Ini keajaiban nyata,” ujarnya.
Bulan Maret mendatang, Warsito akan mengajak Willy memenuhi undangan mengisi acara di India. “Willy akan diminta mengisahkan hidupnya yang bisa bebas dari sel kanker otak,” kata Warsito.
TITO SIANIPAR
www.tempo.co/read/news/2012/02/08/061382566/Setelah-Payudara-Warsito-Sembuhkan-Kanker-Otak
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Mohon kalau bisa cantumkan email anda